Menjadi Wiraswasta? Kenapa Tidak?
Lebih dari 70% masyarakat usia
produktif di Indonesia enggan untuk mencoba jalur ini. Mereka masih berpikir
bahwa menjadi karyawan adalah cara paling aman untuk bertahan hidup di
era globalisasi. Disisi lain ketika tidak ada lagi lowongan pekerjaan untuk
diisi, mereka pun mengeluh sejadi-jadinya. Apa yang sebenarnya mereka takutkan?
Resiko bangkrut adalah salah satu
faktor utama yang menyebabkan masyarakat usia produktif enggan memilih menjadi
wirausaha. Belum lagi masalah pinjaman modal dan kesejahteraan karyawan
yang harus mereka tanggung. Bahkan tidak sedikit pula dari mereka yang
beranggapan bahwa membuka usaha sendiri hanya mungkin dilakukan oleh mereka
yang terlahir dari keluarga kaya, yang bisa meminta modal seenaknya kepada
orang tua.
Sebenarnya pemerintah sudah
memberikan banyak kemudahan kepada mereka yang ingin memulai usaha sendiri.
Sebut saja KUR (Kredit Usaha Rakyat), sebuah program pemerintah dimana kita
bisa meminta kredit pinjaman lunak kepada bank tanpa melalui proses yang
berbelit. Koperasi juga masih menjadi alternatif cara untuk memperoleh pinjaman
modal. Apalagi sekarang pemerintah sedang membutuhkan sekitar 4,5 juta
wiraswasta baru untuk menunjang perekonomian negara, pastinya akan ada banyak
kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh pemerintah kedepannya.
Bagaimana dengan resiko bangkrut?
Setiap usaha pasti mempunyai resiko, bahkan saat kita menjadi karyawan
sekalipun. Tapi apakah kemudian kita harus menyerah sebelum berperang? Jawabnya
tidak. Resiko usaha bisa diminimalisir dan diprediksi sebelumnya melalui
perencanaan yang matang. Selain itu, membuka usaha dengan cara patungan juga
bisa meminimalisir resiko karena hutang-hutang perusahaan saat bangkrut akan
ditanggung bersama-sama.
Jadi apalagi yang kamu ragukan?
Jangan cuma bisa mengeluh dan pasrah menghadapi kenyataan bahwa kamu tidak
diterima kerja dimanapun. Ingat, orang yang bisa bertahan hidup adalah orang
yang bisa memanfaatkan setiap peluang yang ada meskipun kecil.
0 komentar:
Posting Komentar